Seruan Allah SWT Di Sepertiga Malam Terakhir
Senin, 24 November 2008


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Tuhan kita Yang Maha Luhur dan Maha Agung turun setiap malam kepada langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, seraya menyeru : Adakah yang menyeru Ku maka Aku akan menjawab untuknya, adakah yang memohon pada Ku maka Aku akan memberinya, adakah yang beristighfar pada Ku maka akan Kuampuni untuknya” (Shahih Bukhari)



Image Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Menguasai Cahaya Keindahan, Cahaya Kasih Sayang bagi segenap hamba Nya. Nurrahman (Cahaya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Disebut Cahaya karena selalu menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, yang menuntun dan membimbing hamba hamba Nya menuju kesejahteraan dan kebahagiaan yang kekal. Dialah Allah Swt, Cahaya Kasih Sayang terbesar dari semua yang memiliki sifat kasih sayang. Oleh sebab itu Sang Nabi saw selalu berdoa dengan mengakhiri doanya (Nabi Saw) Ya Arhamar Rohiimin (Wahai Yang Maha Berkasih Sayang melebihi semua yang mempunyai sifat kasih sayang) Dialah Allah Swt.

Hadirin hadirat, jika kau renungkan tiadalah satu ucapan huruf bisa kita sebutkan terkecuali itu datang dari kasih sayang Allah. Tiadalah kita bisa melihat, mendengar, bergerak dan hidup diatas bumi ini yang milik Allah terkecuali dari Kasih Sayang Illahi. Pengingkaran, kekufuran dan dosa dosa terus mengalir tetapi Dia (Allah Swt) Maha Bersabar siang dan malam.

Sebagaimana kita dengar munajat yang tadi dibaca dan dilantunkan dari Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad. Ya Illahi wa Maliki anta ta’lam kaifa haliy (Wahai penciptaku, yang memiliki diriku, Kau Maha Tahu akan keadaanku), Wa bima qad halla qalby min humumi wasytighaliy (dari apa yang mengguncang jiwaku dari kegundahan dan dari kealpaan dan dari hal hal yang lainnya, Kau Yang Maha Tahu Wahai Yang Memiliki diriku, Sang Pemilik dari setiap yang hidup, Dialah Allah Swt. Sang Penguasa bagi mereka yang ada di bentangan alam semesta adalah Allah Jalla wa Alla, Maha Sempurna dan Maha Abadi.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Setiap gerak gerik kenikmatan yang kita lakukan sampai setiap nafas kita, inilah ciri Kasih Sayang Allah kepada kita yang tidak akan diberikan dan tidak mampu diberikan oleh makhluk satu sama lainnya terkecuali Allah Sang Maha Pencipta.
Hadirin hadirat, beruntung jiwa yang mengingat Allah, beruntung bibir yang menyebut Nama Allah, beruntung alam pemikiran yang memikirkan keagungan Ilahi.

Hadirin hadirat, sampailah kita kepada Hadits Qudsi, dimana Sang Nabi Saw bersabda menceritakan firman Allah riwayat Shahih Bukhari “Yanzilu Rabbuna tabaaraka wa ta’ala fi tsulutsullailil akhir…” (Allah itu turun ke langit yang paling dekat dengan bumi pada sepertiga malam terakhir).
Maksudnya bukan secara makna yang dhohir Allah itu ke langit yang terdekat dg bumi, karena justru hadits ini merupakan satu dalil yang menjawab orang yang mengatakan bahwa Allah Swt itu ada di satu tempat atau ada di Arsy. Karena apa? kalau Allah itu sepertiga malam turun ke langit yang paling dekat dengan bumi, kita mengetahui bahwa sepertiga malam terakhir itu tidak pergi dari bumi tapi terus kearah Barat. Disini sebentar lagi masuk waktu sepertiga malam terakhir misalnya, Lalu sepertiga malam terakhir itu akan terus bergulir ke Barat, berarti Allah terus berada di langit yang paling dekat dengan bumi. Tentunya rancu pemahaman mereka.

Yang dimaksud adalah Allah itu senang semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat kepada hamba hamba Nya disaat sepertiga malam terakhir semakin dekat Kasih Sayang Allah. Allah itu dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak. Berbeda dengan makhluk, kalau dekat mesti ada sentuhan dan kalau jauh mesti ada jarak. “Allah laysa kamitslihi syai’un” (QS Assyura 11) (Allah tidak sama dengan segala sesuatu).

Allah Swt turun mendekat kepada hamba Nya di sepertiga malam terakhir maksudnya Allah membukakan kesempatan terbesar bagi hamba hamba Nya di sepertiga malam terakhir.
Sepertiga malam terakhir kira kira pukul 2 lebih dinihari.., kalau malam dibagi 3, sepertiga malam terakhir kira kira pukul 2 lebih, sampai sebelum adzan subuh itu sepertiga malam terakhir, waktu terbaik untuk berdoa dan bertahajjud.
Disaat saat itu kebanyakan para kekasih lupa dengan kekasihnya. Allah menanti para kekasih Nya. Sang Maha Raja langit dan bumi Yang Maha Berkasih Sayang menanti hamba hamba yang merindukan Nya, yang mau memisahkan ranjangnya dan tidurnya demi sujudnya Kehadirat Allah Yang Maha Abadi. Mengorbankan waktu istirahatnya beberapa menit untuk menjadikan bukti cinta dan rindunya kepada Allah.

Hadirin hadirat, maka Allah Swt berfirman (lanjutan dari hadits qudsi tadi) “Man yad u’niy fa astajibalahu” (siapa yang menyeru kepada Ku maka aku akan menjawab seruannya). Apa maksudnya kalimat ini? maksudnya ketika kau berdoa disaat itu Allah sangat….,. sangat… ingin mengabulkannya untukmu. “Man yasaluniy fa u’thiyahu” (barangsiapa diantara kalian adakah yang meminta pada Ku maka Aku beri permintaannya). Seseorang yang bersungguh sungguh berdoa di sepertiga malam terakhir sudah dijanjikan oleh Allah ijabah (terkabul). Kalau seandainya tidak dikabulkan oleh Allah berarti pasti akan diberi dengan yang lebih indah dari itu. “Wa man yastaghfiruniy fa aghfira lahu” (dan siapa yang beristighfar mohon pengampunan pada Ku disaat itu, akan Kuampuni untuknya). Betapa dekatnya Allah di sepertiga malam terakhir. Hadirin hadirat, disaat saat itu orang orang yang mencintai dan merindukan Allah pasti dalam keadaan bangun dan pasti dalam keadaan berdoa.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “manusia yang paling khusyu’ (Sayyidina Muhammad Saw) didalam tahajjudnya beliau berdoa “Allahumma lakal hamdu antanurrussamawati wal ardh, Allahumma lakal hamdu anta qayyimussamawati wal ardh, Wa lakal hamdu anta rabbussamawati wal ardh””.

“Allahumma lakal hamdu antanurrussamawati wal ardh” (Wahai Allah bagi Mu puji – pujian yang indah, Engkaulah Cahaya langit dan bumi, yang Maha Menerangi langit dan bumi dengan kehidupan, kesempurnaan dan kemegahannya). Cahaya langit dan bumi, Dialah Allah. “Allahumma lakal hamdu anta qayyimussamawati wal ardh” (Wahai Allah bagi Mu puji – pujian yang indah, Engkaulah yang Membangun langit dan bumi). “Wa lakal hamdu anta rabbussamawati wal ardh” (dan untuk Mu puji – pujian, Engkaulah yang Memelihara langit dan bumi). Jika kita dalami ini sangat indah makna kalimat ini “Memelihara langit dan bumi”. Setiap sel yang merangkai manusia, merangkai hewan, merangkai tumbuhan, merangkai bentuk seluruh sel itu mempunyai kehidupan dan membutuhkan nafkah,makanan dan minumannya dan oksigennya dan kehidupannya dan pengaturannya. Siapa yang memeliharanya? Allah Swt.

“Rabbussamawati wal ardh” (Yang Memelihara langit dan bumi) Yang Mengatur matahari terbit dan terbenam, Yang Mengatur turunnya hujan dan tidak ada manusia yang mampu mengurangi setetes air hujan yang akan turun ke permukaan bumi. Allah jadikan hujan itu rahmat turun di permukaan bumi, Allah jadikan penghapusan dosa bagi mereka yang terkena musibah sebab hujan, Allah jadikan juga hujan itu “sa’atulijabah” (waktu yang diijabah) sebagaimana sabda Sang Nabi saw “indahu…” (disaat turun hujan itu doa doa dikabulkan oleh Allah), maka berdoalah. Banyak turun hujan, banyak doa dikabulkan. Lalu bagaimana dengan datangnya musibah?, Belasan hadits riwayat Shahih Bukhari dan Shahih Muslim bahwa “seluruh musibah bagi muslimin muslimat adalah penghapusan dosa baginya”. Jadi musibah itu penghapusan dosa tanpa istighfar.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

Demikian indahnya Sang Nabi saw melewati malam malam dan tentunya bukan hanya beliau tapi diteruskan oleh umat tha’ifah ba’da thaifah, (kelompok demi kelompok), generasi demi generasi sampai kita mengingat bagaimana Al Imam Assajjad Ali Zainal Abidin Ibn Husein Ibn Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhum wa karamallahu wajhah. Ketika Al Imam Thawus datang ke Masjidil Haram di sepertiga malam terakhir, mau sholat di dekat Hijr Ismail, dilihat sudah ada orang sholat disitu. Siapa yang sholat tengah malam begini? ruku’, sujud, ruku’, sujud tidak habis habisnya. Ternyata setelah ia perhatikan Imam Ali Zainal Abidin Assajjad. Dikenal Assajjad karena ia sujud setiap malamnya sebanyak 1000X sujud, terkenal dengan sholat malam sebanyak 500 rakaat. Oleh sebab itu dikenal dengan “Assajjad” (orang yang banyak bersujud). Imam Thawus lihat terus Imam Ali Zainal Abidin. Selesai dari sholat sunnah yang demikian dahsyat dan hebatnya, ia bermunajat. Imam Thawus mendengar munajat yang lirih dari doa Al Imam Ali Zainal Abidin, ia tajamkan pendengarannya. Apa sih yang diucapkan imam ini? Imam Ali Zainal Abidin bermunajat “Abduka bi finaa’ik, miskiinuka bi finaaik, faqiiruka bi finaaik, saailuka bi finaaik,” (hamba ini berada di hadapan Mu Wahai Allah, si miskin dihadapan Mu, si fakir berada di hadapan Mu, si pengemis berada di hadapan Mu). Mengemis kepada Allah, miskin di hadapan Allah, Maha Membutuhkan Anugerah dari Allah. Demikian indahnya doa Imam Ali Zainal Abidin Assajjad. Imam Thawus mendengar, ia terus mengulang ulang doa itu. Terus diulang oleh Imam Ali Zainal Abidin. Imam Thawus berkata “tidaklah aku setelah itu, mau berdoa dengan doa apa saja kalau diawali dengan doa Imam Ali Zainal Abidin pasti Allah kabulkan doaku”. Demikian indahnya doa dari jiwa yang suci.

Putra beliau Al Imam Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin Assajjad ketika putranya yaitu Sayyidina Imam Ja’far AshShodiq semasa kecilnya mendengar Ayahnya kalau di sepertiga malam terakhir melakukan sholat yang sedemikian panjang dan lama. Imam Muhammad Al Baqir berdiri bagaikan patung lamanya tidak bergerak di dalam sholatnya, terus di dalam lantunan firman firman Allah dan di dalam tasbih, ruku’ dan sujud. Sedemikian lamanya sampai seakan akan patung karena lamanya tidak bergerak dari panjangnya menikmati bacaan sholat malamnya. Selesai sholat ia pun berdoa dengan doa yang dihafal oleh anaknya ini “Amartaniy falam a’tamir, wa nahaytaniy falam anzajir, haa ana abduka bayna yadayk, mudznibun mukhthi’un, falaa a’tadzir”. Alangkah indahnya doa ini. “Kau beri aku perintah wahai Allah tapi banyak yang tidak kulakukan”. Siapa yang bicara? Imam Muhammad Al Baqir (putra Imam Ali Zainal Abidin, putra Sayyidina Husein, putra Sayyidatuna Fatimah Azzahra, cucunya Rasulullah Saw). Disebut Al Baqir karena ia orang yang sangat luas ilmunya. Imam Malik dan Imam Abu Hanifah mengambil sanad dari Imam Muhammad Al Baqir. Demikian hadirin hadirat, ia berkata “banyak perintah yang Kau berikan padaku wahai Allah dan aku tidak melakukannya dan aku tidak taat. Banyak hal yang sudah Kau larang tapi masih juga ada yang kulanggar larangan Mu, inilah aku sekarang di hadapan Mu Wahai Allah, banyak dosa, banyak salah, dan aku mengaku banyak dosa dosa dan aku tidak mengelak dari dosa dosaku. Memang aku seorang pendosa”. Demikian hebatnya khusyu’ Al Imam Muhammad Al Baqir ibn Ali Zainal Abidin Ibn Husein radiyallahu anhum.

Putranya pun demikian Imam Ja’far Ashshodiq alaiha rahmatullah, beliau itu kalau sudah berdoa tidak mau putus dari munajatnya sampai nafasnya sendiri yang kehabisan nafas. Beliau pun juga memanggil Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..sampai habis nafasnya baru berhenti. Lalu diganti Nama Allah dengan yang lainnya Ya Rahman..Ya Rahman..demikian malam malam mereka.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kenapa mereka terus bertahan menikmati saat saat itu karena mereka merasakan kenikmatan besar. Karena Allah memberi keledzatan bagi mereka yang mau menjumpai Kasih Sayang Allah disaat itu.
Hadirin hadirat, Allah Swt berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari “Ana ‘inda dhonni ‘abdihii” (Aku bersama persangkaan hamba Ku). Maksudnya apa? jika hamba Ku ingin dekat pada Ku, Aku lebih ingin dekat padanya, jika hamba Ku ingin pengampunan Ku maka Aku lebih ingin melimpahkan pengampunan untuknya. “Wa ana ma’ahu idza dzakaranii” (Aku bersama hamba Ku jika hamba Ku mengingat Ku, kata Allah). Demikian dekatnya Rabbul Alamin kepada hamba hamba Nya yang mungkin banyak berbuat dosa, memang Dialah (Allah Swt) Yang Maha Dekat dari semua yang dekat.

Tadi kita dengar munajat Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad seraya berkata “Ya Qariban ya mujiban ya a’liman ya sami’an” (Wahai Yang Maha Dekat, Wahai Yang Maha Menjawab, Wahai Yang Maha Mengetahui, Wahai Yang Maha Mendengar). Allah Swt menjawab bukan dengan suara tapi menjawab dengan takdir Nya yang indah. Seseorang bermunajat dan berdoa kepada Allah, tidak mendengar jawaban Allah. Tentunya jawaban Allah lebih agung dari sekedar suara. Jawaban dari Allah bagi mereka yang berdoa adalah rahmat Nya yang jauh lebih luhur daripada sekedar suara.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, “Ya ‘aliiman ya samii’an” (Wahai Yang Maha Mengetahui, Wahai Yang Maha Mendengar).

Kembali ke hadits qudsi tadi “ketika hamba Ku mengingat Ku didalam dirinya maka Aku mengingat hamba Ku didalam diri Ku, ketika hamba Ku mengingat Ku di tempat yang ramai, Aku mengingat hamba Ku dihadapan para malaikatul muqorrobin”. “wa in taqarraba ilayya bi syibrin taqarrabtu ilaihi dzira’aa” (ketika hamba Ku mendekat pada Ku satu jengkal, Aku dekat padanya satu hasta), “wa in taqarraba ilayya dziraa’an taqarrabtu ilaihi baa’aa” (jika hamba Ku mendekat pada Ku satu hasta, Aku mendekat padanya satu depa), “wa in ataani yamsyii ataytuhu harwalah” (jika ia datang dengan melangkah, Aku datang dengan bergegas, kata Allah). Apa maksudnya? kembali seperti yang tadi, bukan Allah itu berjalan mendekat dan lain sebagainya. Maksudnya setiap keinginanmu yang ingin dekat dengan Allah, Allah menjawabnya lebih dekat dari apa yang kau inginkan. Ketika kau mencintai dan merindukan Allah, Allah lebih mencintai dan merindukanmu. Jika ia datang pada Ku dengan melangkah, Aku datang dengan bergegas. Apa maknanya? Jika kau ingin dekat dengan Allah, ingin dicintai Allah, ingin rindu kepada Allah, Allah menjawabnya dengan bersemangat dan lebih dari keinginanmu. Demikianlah Yang Maha Indah yang selalu indah hamba hamba Nya yang memahami keindahan Ilahi dengan keindahan dunia dan akhirat.

Seraya berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari “Aku siapkan untuk hamba hamba Ku yang shalih apa apa yang belum pernah dilihat mata, apa yang belum pernah didengar telinga dan apa yang belum pernah terlintas didalam benak semua alam pemikiran”. Apa maksudnya Allah menyampaikan ini? Maksudnya Allah mengundang kita untuk masuk ke dalam kelompok shalihin. Ini disiapkan untuk hamba Ku yang shalih. Allah sebutkan demikian agar bangkit keinginan hamba Nya untuk ingin bersama orang orang yang shalih pun jika kita tidak mampu mencapai derajat para shalihin paling tidak selalu mencintai para shalihin dan beruntunglah mereka yang mencintai Sayyidina Muhammad Saw wa barak ‘alaih.

Orang yang paling mencintai Allah, Nabiyyuna Muhammad Saw. Rahmatan Lil Alamin, Muhammad Rasulullah. Orang yang paling tidak tega melihat umatnya padahal beliau paling benci dengan dosa. Kalau diseluruh dunia ini manusia benci dengan dosa, yang paling benci dengan dosa adalah Nabi Muhammad Saw. Paling benci dengan maksiat tapi beliau juga yang paling perduli kepada para pendosa. Tidak ada yang lebih perduli terhadap para pendosa dari manusia melebihi Nabiyyuna Muhammad Saw.
Ketika umatnya berdatangan dan mereka dihalau dari Sang Nabi Saw, seraya berkata “kenapa mereka dihalau?”, “ya Rasulullah mereka berubah, berbuat dosa setelah kau wafat”. Maka Rasul saw berkata “biarkan mereka pergi.., kemanapun mereka mau pergi, silahkan!! Celaka orang yang berubah setelah aku wafat”.

Maka umatnya mencari syafa’at kepada Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Ibrahim dan semua Nabi menolak. Kembali lagi kepada Nabi Muhammad saw dan beliau tidak tega. Tadi beliau sudah mengusir tapi ketika mereka kembali karena tertolak oleh semua orang, muncul sifat tidak tega beliau. Beliau berkata Ana Lahaa (akulah yg akan membantu masalah kalian) ini para pendosa, tidak ada lagi yang mau membela di hadapan Allah, tidak ayahnya, tidak ibunya, tidak kekasihnya, tidak keluarganya”. Siapa berani membela pendosa? bayarannya adalah api neraka. Maka Beliau saw pun datang Kehadirat Allah dan bersujud “wahai Allah umatku..umatku..”, Allah berikan syafa’at bagimu wahai Muhammad, beri syafa’at orang yang akan kau beri syafa’at.

(…………………hb munzir terdiam sesaat dan mengalirkan airmata dan kehilangan kata kata………)

Hadirin hadirat saya tidak perlu berpanjang lebar atas kasih sayang Nabi Muhammad Saw terhadap kita. Renungkan betapa indahnya idola kita, budi pekertinya dan beliau itu ciptaan Allah yang terindah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cahaya kebahagiaan dan cahaya khusyu’, Rabbiy terangi jiwa kami dengan cahaya Nama Mu Yang Maha Luhur, pastikan semua wajah kami yang hadir akan melihat keindahan Dzat Mu di yaumal qiyamah, pastikan seluruh wajah kami yang hadir tidak akan melihat api neraka selama lamanya, pastikan kami semua yang hadir dalam husnul khatimah, pastikan semua yang hadir Kau limpahkan kesuksesan dan keberhasilan dunia dan akhirat.
Wahai Yang Maha Membagi bagikan kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, limpahkan atas semua kami yang hadir kebahagiaan yang milik Mu tanpa batas dunia dan akhirat.

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal Ikram tidak lupa kami berdoa agar Kau hentikan dan Kau cukupkan musibah yang terus turun daripada hujan yang terus mendera muslimin. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal Ikram kami mengadukan keadaan kami Wahai Yang Memiliki Kami, Wahai Yang Memiliki Bumi dan Langit, Wahai Yang Memiliki panca indera kami, Wahai Yang Mengetahui dimana kami akan pulang dan kami akan berpisah selain Mu, berpisah dengan semua kekasih, berpisah dengan semua teman, berpisah dengan semua harta dan jabatan. Tinggallah Engkau Yang Maha Tunggal.

Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Orang Yang Paling Bahagia
Dengan Syafaat Rasul SAW Di Hari Kiamat
Senin, 23 Juni 2008


ImageAssalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah SWT yang Maha Luhur, yang Maha menerangi langit dan bumi, cahaya keagungan dzat-Nya yang menenangkan jiwa, ketika cahaya itu terbit dalam sanubari hambanya, maka tenanglah ia dari segala kesedihan, ketika cahaya pertolongan Allah terbit pada hambanya, tersingkirlah segala kesulitan, ketika kasih sayang-Nya dan uluran kelembutan Ilaahi menolong hambanya, maka selesailah segala permasalahan.

Allah yang Maha berkuasa dari zaman ke zaman, yang Maha menawarkan kedekatan kepada hamba-hambanya sepanjang waktu dan masa, Allah Jalla wa ‘ala, yang memandang diriku dan kalian dimalam hari ini dengan pandangan harapan agar kita ingin dekat kehadirat-Nya dan Allah SWT memandang dzat, tiada pernah terlepas pandangannya dari setiap gerak-gerik hambanya, memandang apa-apa yang dalam lintasan pemikiran mereka.

Beruntunglah mereka yang hadir di majelis ini, dengan niat mulia untuk bertaubat ke hadiraturrob, sehingga Allah melihat, hamba-Ku yang satu ini tetap ingin dekat, hamba-Ku yang satu ini ingin pengampunan, hamba-Ku yang satu ini tidak mampu memperbaiki diri dan butuh bantuan, hamba-Ku yang satu ini berharap agar Aku mengabulkan permohonannya “ Allahummaj’alnaa minhum” Allah jadikan aku dan kalian mempunyai jiwa yang selalu bermunajat, jadikan jiwa kita asyik berdoa berhubungan dengan Robbul’alamin SWT.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Betapa mulianya jiwa yang berdoa kepada Allah, betapa indah dan bercahayanya jiwa yang bermunajat kepada Robbul’alamin, dan seindah-indah keadaan adalah hamba yang mengadukan kesulitannya kepada Allah, dan semulia-mulia manusia yang berdoa adalah sayyidina Muhammad SAW, pemimpin semua orang yang bermunajat, imam semua orang yang berdoa, sang pengajar tunggal, pemimpin seluruh ajaran keluhuran sepanjang zaman, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.

Yang jiwanya selalu dipenuhi doa, didalam kesedihan dan didalam kenikmatan, dalam kegembiraan ataupun dalam kesulitan, jiwa sang Nabi dan jiwa sang idola selalu berdoa, memuji Allah, meminta pertolongan dari Allah, bermohon kepada Allah, merintih kepada Allah, karena memang jiwa yang selalu berdoa menandakan dekatnya hubungannya kepada Allah, sambutan Ilahiyyah sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojauatanii ghofartulaka ‘ala maakaana minka falaa ubaalii” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, ketika kau taruhkan harapanmu kepada dzat-Ku, ketika kau mau minta kepada-Ku, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tidak Ku permasalahkan lagi” betapa indahnya Robbul’alamin, yang mengabarkan kepada sang Nabi, sambutan hangatnya bagi mereka yang bermunajat, sambutan hangatnya bagi mereka yang berharap kepada Allah, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tiada akan Ku perdulikan lagi, demikian sambutan Ilaahi bagi jiwa yang memanggil Allah, bagi jiwa yang menginginkan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Kita memiliki satu sosok yang menjadi idola dan panutan, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alih rahmatan lil-‘alamin, sayyidul awwaliina wal-aakhiriin, yang hari-hari beliau dipenuhi doa dan munajat, semakin orang mencintai dan mengikuti beliau, akan semakin banyak berdoa dan bermunajat, manusia yang paling indah budi pekertinya, disaksikan oleh seluruh musuh dan temannya, satu jiwa, satu manusia, ditengah-tengah dunia yang penuh dengan Nasrani, Yahudi dan Musyrikin, satu makhluk yang berada didalam “laa ilaaha illallah” yang mengawali tuntunan kesempurnaan “laa ilaaha illallah” sendiri dikelilingi kegelapan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, sendiri membawa amanat Ilaahi, sendiri dan hanya bersama Allah, seluruh kerabat, keluarga, teman dan semua yang ada dipermukaan bumi dalam kesesatan dan kegelapan yang nyata, mereka yang telah memahami dari para pendeta Yahudi dan Nasrani, yang memahami kebenaran, saat-saat itu dalam keadaan penantian, menanti kedatangan Nabi akhiruzzaman, sendiri, hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, namun jiwa dan manusia yang paling terkucil karena sendiri, tidak mempunyai teman untuk menyampaikan kemuliaan yang diajarkan Allah ini, ternyata kemudian menjadi penguasa terbesar sepanjang waktu dan zaman, menjadi penguasa terbesar sejak turunnya Adam hingga yaumil-qiyamah, pengikutnya terbanyak, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.

Penguasa yang tidak menggunakan tahta dan tidak memakai singgasana, penguasa yang lembut kepada semua teman dan musuh, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; betapa hebatnya perjuangan beliau untuk memerangi kekufuran Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, namun Rasul SAW mempuyai seorang khodim, seorang pembantu, anak muda, beragama Yahudi, beliau SAW, tidak mengusir pemuda itu karena ingin berkhidmat kepada beliau, walaupun Yahudi. Yahudi adalah agama yang paling dimurkai Allah SWT setelah kekufurannya, dahulu tentunya dibawa oleh Nabi Ibrahim as, maka pemuda itu berkhidmat kepada Nabi dalam waktu yang cukup lama, membawakan makanan dan minuman sang Nabi, duduk bersama sang Nabi, berkhidmat dirumahnya Rasulullah SAW, demikian indah dan lembutnya sang Nabi, ia terus dalam agama Yahudinya selama sekian lama, Rasul tidak memaksanya, ini orang non muslim, kafir, masuk kerumahku dan mau khidmat kepadaku, tidak demikian.

Beliau SAW menerima seluruh makhluknya Allah dalam keadaan apapun, duduk berkhidmat bersama beliau, maka disatu hari pemuda ini sakit, Rasul SAW menjenguknya, ketika beliau menjenguk pemuda ini sudah sakaratul maut, ayahnya yang juga Yahudi duduk bersama Rasul, menyaksikan sakaratul maut anak ini, Rasul mengatakan ;ucapkan “laa ilaaha illallah muhammadurrosulullah! Pemuda itu tidak mau mengucapkannya, kecuali melirik dulu kepada ayahnya, diizinkan tidak masuk Islam, ayahnya yang Yahudi, haru dengan perbuatan sang Nabi yang demikian indah, ini anakku, jelas-jelas dia ini pimpinan orang Islam, yang selalu berdakwah mengajak kepada kebenaran, ini anakku khidmat dirumahnya, bahkan sakit datang menjenguk anakku, terharu ayahnya, dan berkata: “athi’u abal-qosim! Wahai anakku taati Abu Qosim! Itu julukan bagi Nabi Muhammad SAW, anaknya mengucapkan shahadat dan masuk Islam, dan Rasul kembali kerumahnya dengan wajah yang cerah, seraya berkata; “alhamdulillahilladzii anqodzahu minannaar” Alhamdulillah, puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka kekufuran, demikian hadirin hadirot lembutnya sang Nabi, kita bertanya; kenapa Rasul SAW berbuat demikian kepada orang-orang yang diluar Islam? tidak lain karena kelembutannya, bukan ridho atas kesesatannya, tapi besarnya keinginan untuk orang itu beriman, besarnya keinginan sang Nabi dan cintanya kepada Allah, jangan sampai orang ini membenci Rasul dan lari dari Islam, demikian akhlak Nubuwwah, warisi kemuliaan budi pekerti Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Rasul SAW adalah orang yang sangat mencintai Allah, tidak ada orang mencintai Allah dimuka bumi melebihi cintanya Nabi Muhammad SAW kepada Allah, dan beliau selalu ingin berbuat apa-apa yang dicintai oleh Allah, yang membuat Allah ridho dan senang itu yang diperbuat oleh sang Nabi, oleh sebab itu, hadirin hadirot yang dmuliakan Allah, Rasul SAW mengajarkan kepada kita kemuliaan demi kemuliaan, karena cintanya kepada Allah, dan kita bertanya; kenapa para Nabi yang lain tidak demikian dahsyatnya penjagaannya terhadap umat? Penjagaan beliau terhadap umatnya karena besarnya cintanya kepada Allah pula, karena apa? karena beliau tahu, semakin banyak hamba-hamba Allah yang beriman, Allah semakin ridho dan gembira, ini yang dihendaki sang Nabi, sehingga dia SAW selalu mengajak kepada umatnya dengan kelembutan dan kasih sayang, sehingga jadilah beliau yang paling banyak pengikutnya dari semua Nabi dan Rasul SAW wa barak’alaih, dan memang beliaulah yang paling dicintai Allah, yang paling mewarisi kecintaan Allah, yang dengan mengikuti gerak gerik beliau sampailah kita pada cinta Allah.

Hadirin hadirot, Maha Raja langit dan bumi, terus memandang gerak-gerik kita, memandang dan memperhatikan niat yang ada dalam jiwa kita, Allah SWT telah menyiapkan alam setelah alam dunia yaitu barzah dan yaumil-qiyamah, alam yang pasti akan kita jalani dan kita lalui dan akan dilalui oleh semua yang hidup dimuka bumi, dari keturunan Adam, mereka akan melewati barzah dan sampai diyaumil-qiyamah, hadirin hadirot, dan Allah SWT akan memperlihatkan apa-apa yang akan kita dapatkan sebelum kita sampai disurga. Wa lia’udzubillah juga jika sampai di neraka, semoga Allah menyelamatkan ku dan kalian dari api neraka.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, bahwa Rasul SAW bersabda; “tiadalah seorang ahli surga, masuk ke dalam surga, terkecuali diperlihatkan padanya api neraka, tiada seorang yang akan masuk kedalam surga, terkecuali pasti saat ia sebelum masuk surga, diperlihatkan dulu api neraka, untuk apa? ketika ia melihat dahsyatnya dan gemuruh api neraka, maka diperlihatkanlah tempatnya yang sebenarnya yaitu surga, ini tempatmu jika kau berbuat keburukan dan tidak beramal sholeh, dan setelah Alah SWT mengampunimu dan kau beriman dan beramal sholeh, sekarang inilah tempatmu yaitu surga, “ liyazdaadu syukro” agar ia tambah bersyukur kepada Allah SWT, karena telah melihat neraka. Diriwayatkan pula didalam Shohih Bukhori didalam hadits yang sama; “tiadalah seseorang masuk neraka, terkecuali diperlihatkan dulu tempatnya disurga, ini kalau kau berbuat baik mestinya tempatmu disini, tapi karena kau memilih kehinaan maka tempatmu diganti dengan yang ini wa li a’udzubillah, ia melihat kobaran api neraka, “fazaadu hasroh” maka ia bertambah sedih, bertambah kecewa dan bertambah menyesal, sehingga ia tahu betapa indahnya Allah memperbuat hamba-hambanya yang beramal sholeh, hingga dia berada pada puncak penyesalan, dan penyesalannya itu akan menjadi pengurangan pula baginya dari pada siksa api neraka selama ia seorang muslim, karena semua muslim akan sampai disurganya Allah, demikian yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Allah SWT mensifatkan kepada kita, disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW, siksa api neraka yang paling ringan itu adalah dipakaikan dua bara api dikakinya yang terbuat dari api neraka sehingga bergolaklah kepala dan otaknya, inilah siksaan yang paling ringan, dan bagaimana siksaan yang paling berat, inilah hadirin hadirot penjara diyaumil-qiyamah wa li a’udzubillah untuk penebusan dosa.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, Rasul SAW bersabda; “ketika penduduk surga sudah masuk kedalam surga, dan penduduk neraka sudah masuk kedalam neraka, maka berkatalah para malaikat; “yaa ahlal jannah khulud laa maut yaa ahlan-naar khulud laa maut” wahai penduduk surga abadi tiada akan pernah menemui kematian, wahai penduduk neraka tiada akan pernah menemui kematian” disaat itulah penduduk surga bertakbir dan bersyukur kepada Allah, mereka akan terus dalam kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, tidak terbatas dengan zaman, tidak berakhir dengan masa, tidak bertambah lanjut usia, mereka terus didalam kebahagiaan, didalam jaminan Ilaahi, tiada pernah wafat selama-lamanya, penduduk neraka menjerit ketakutan mendengar suara ini; wahai penduduk neraka tiada kematian, walaupun mereka akan merasakan kematian beribu-ribu kali, karena pedihnya siksa, namun tiada akan pernah wafat dan selesai, akan terus dalam kehinaan, terkecuali mereka menemui kebebasan.

Oleh sebab itulah, ketika Abu Hurairah ra bertanya; ya Rasulullah man as’adunnas bi syafa’atii yaumal-qiyamah, wahai rasul, siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atmu dihari kaiamat? Rasul menjawab; as’adunnaas bi syafa’atii yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsihi” orang yang paling beruntung mendapatkan syafat’atku dihari kiamat adalah orang yang mengucap; laa ilaaha illallah” dari dalam dirinya, laa ilaaha illallah” dia tidak ingin menyembah selain Allah, tidak mau mengakui Tuhan selain Allah, sebesar apapun dosanya, sebanyak apapun kesalahannya, selama jiwanya menolak menyembah selain Allah, pasti dia akan ditemui syafa’atunnabi Muhammad.

Hadirin hadirot demikian dahsyatnya rahmat-Nya Allah, dengan kebangkitan sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, kita berkata lalu bagaimana dengan dosa-dosa, selesaikah sudah? Kalau toh nanti bakal masuk surga juga, hadirin, sebagaimana kita dimuka bumi juga tidak mau dizholimi, tidak mau dapat musibah, demikian pula diyaumil-qiyamah musibah yang demikian dahsyat, pencucian dosa yang demikian dahsyat yang sangat menakutkan dan merisaukan, satu hari adalah bagaikan seratus tahun, demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.

Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang yang keluar kelak dari dalam neraka itu, dalam keadaan hangus, walaupun hanya baru beberapa menit, belum sampai ke neraka sudah hangus mereka dari panasnya api neraka, namun ketika mereka telah hangus ini Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menenggelamkannya di “naHrul hayat” yaitu didanau kehidupan, demikian riwayat Shohih Bukhori, maka tumbuhlah seluruh sel tubuhnya yang telah hangus, apakah ia bisa, sebagaimana kita berasal dari satu sel, tumbuhlah milyaran sel disekitar tubuh kita menjadi manusia, berbicara, mendengar, melihat dan segala-galanya, demikian pula ketika mereka yang telah hangus dalam api neraka, wa li a’udzubillah, Allah SWT mengeluarkannya dengan syafa’at, mereka adalah orang-orang yang nomor dua dari pada yang mendapatkan syafa’at, yang pertama mendapatkan syafa’at adalah mu,minin, sholihin, muqorrobin, orang-orang yang masuk surga tanpa hisab disyafa’ati oleh Rasul, agar lebih cepat masuk kedalam surga.

Demikian dijelaskan oleh Imam ibnu Hajar dalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, bahwa ketika Rasul SAW mensyafa’ati itu, Rasul berkata didalam Shohih Bukhori dijelaskan; “yahuddu hadda” Allah memberi batasan-batasan kepada sang Nabi, pertama orang-orang mu,minin, muqorrobin, sholihin, syuhada, ini dulu dibebaskan dan tidak mendapatkan hisab, percepat masuk ke dalam surga, lalu kelompok kedua yang diangkatnya lagi derajat, dari derajat surga menjadi derajat yang lebih tinggi dengan syafa’atunnabi SAW, ada pula yang diberi hak memberi syafa’at yaitu para syuhada, para ulama, para auliya, diberi izin untuk memberi syafa’at, dan pula Rasul SAW mensyafa’ati batasan umat demi batasannya, Imam ibnu Hajar menyebut batasannya, mereka yang malas berbuat ibadah, mulai semakin tinggi mereka dari para pezina, orang yang meninggalkan sholat, orang yang mabuk, dan kesemuanya ini hadirin hadirot pasti diakhir, akan mendapatkan syafa’at selama mereka tidak menyekutukan Allah, walaupun terlambat, entah seribu tahun, entah ratusan ribu tahun, entah milyaran tahun, mereka akan menemui syafa’at Muhammad SAW, ribuan tahun itu bukan hal yang sebentar hadirin hadirot, mereka dizaman sekarang ada yang menanti di alam barzah, mungkin seribu tahun lagi untuk mencapai hari kiamat, kita saja adalah beberapa hari terkena musibah misalnya, jiwa kita telah mulai sempit dan bingung, lebih-lebih lagi ketika ribuan tahun tinggal didalam bara api yang gelap dan hitam.

Demikian hadirin hadirot, namun kita mengingat disini betapa agungnya rahmat-Nya Allah, dengan memunculkan sosok Muhammad Rasulullah SAW kepada kita, Imam ibnu Hajar al-Asgholani didalam kitabnya fahul baari bi syarah Shohih Bukhori menjelaskan, menukil pada hadits shohih dan tsiqoh bahwa disaat itu ketika para Nabi melintas dijembatan shirot, Rasul SAW didatangi oleh Nabi Isa as dan berkata; wahai Muhammad al-an waktah” wahai Muhammad sekarang waktumu, ini umat sudah pecah belah, sudah cerai berai dan masing-masing teman tidak kenal temannya, sahabat tidak kenal sahabatnya, sebagaimana firman Allah: “yauma yafirru mar’u min akhih wa ummihi wa abih wa shohibatihi wa banih” hari dimana manusia itu lari dari temannya, lari dari keluarganya, lari dari ayah ibunya, lari dari anaknya, menghindar dari suami dan istrinya, karena apa? karena risaunya mereka atas hari yang demikian besar, takut dituntut, dan dihari itulah Nabi Isa berkata: sekarang waktumu wahai Muhammad, ini umat sudah cerai berai semua, Rasul SAW berdiri dijembatan shirot menanti umat, saat semua teman lupa pada temannya, Rasul tidak lupa dari umat, jika beliau melihat umat beliau melintas beliau mengenalkan dirinya “ana shohibuk-ana shohibuk” demikian Imam ibnu Hajar menukil hadits didalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, aku ini temanmu kata Rasul aku temanmu, maksudnya semua teman bisa lupa padamu terkecuali Nabi Muhammad, tidak lupa pada umatnya SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih, demikian hadirin hadirot indahnya sayafa’atunnabi. Sampailah manusia-manusia yang telah sampai ke dalam surganya Allah SWT, sehingga Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang itu disurga kelak wajah mereka bagaikan bulan purnama, bulan disaat purnama, terang benderang dengan keindahan, wajah mereka dinaungi cahaya Ilaahi SWT, terang benderang.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah
Wajah mereka itu indah, indah karena apa? karena diperindah oleh yang Maha Indah, dengan cahaya yang Maha Indah, sehingga mereka sangat indah, bayangkan wajah-wajah mu,minin nu,minat, syuhada, dan sholihin, penduduk surga itu, betapa indahnya wajah mereka, semoga kita akan diperindah oleh Allah, dengan cahaya keindahan-Nya, di dunia di barzah dan di yaumil-qiyamah, mereka melihat indahnya surga bagaikan istana-istana, mereka kata Rasul SAW; bagaikan bintang dilangit terang benderang dan sangat berjauhan antara istana satu dengan istana lainnya, hal seperti ini hadirin jika kita ingat tampaknya sulit diterima logika, tentu logika kita belum mampu untuk mendalami hal-hal seperti ini, ini hanya bisa diterima oleh iman, akan tetapi Allah SWT yang Maha berkuasa tentunya telah memberi peringatan kepada kita, bahwa alam logika dan pemahaman kita ini sangat terbatas dan pengetahuan ilmu kita pun sangat terbatas, sehingga Allah berkata kepada mereka yang masih memungkiri dan menyembah Tuhan yang lain, Allah berfirman: “innahaum laa yakhluqudzubab walau ijtama’u bih” bagaimana mereka mau memahami dengan segala kepahaman ilmu sedangkan mereka tidak bisa menciptakan seekor lalat, walaupun seluruh mereka berkumpul penduduk langit dan bumi untuk menciptakan seekor lalat dari ketiadaan, bukan dari proses peneluran, dari ketiadaan menjadi ada, kumpul seluruh alam untuk menciptanya tidak akan mampu, mencipta seekor lalat saja seluruh alam semesta tidak mampu, maka apa lagi yang kita tumpu kalau bukan iman pada yang Maha mencipta seluruh alam semesta, Allah Jalla wa’ala Allahu Allahu Allah.

Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “ketika penduduk surga telah masuk kedalam surga, penduduk neraka disyafa’ati dan mereka keluar dari neraka lantas diperindah oleh Allah, masuklah mereka kedalam surga, banyaknya bagaikan ribuan burung-burung putih, keluar dari kemurkaan, dari penjara kehinaan Allah SWT,menuju surga, ribuan banyaknya terus dan terus masuk kedalam surga dengan syafa’at Nabi Muhammad SAW, demikian riwayat Shohih Bukhori, mereka keluar menuju surga itu bagaikan ribuan merpati-merpati masuk kedalam, bukan seperti burung tentunya, akan tetapi banyaknya kira-kira seperti itu, masuk kedalam surganya Allah SWT.

Hadirin hadirot, lalu Allah SWT berkata pada penduduk surga: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” wahai hamba-hambaku apakah kalian sudah senang, sudah puas kalian”, mereka menjawab; “apalagi yang membuat kami belum puas padamu Robbi, kami masuk kedalam surga padahal kami hanya beriman dan beramal sholeh beberapa puluh tahun saja, itupun masih banyak celah-celah dosa, Kau berikan pada kami pengampunan, apalagi yang lebih dari ini wahai Robb, dan Kau berikan kepada kami kebahagian dan keindahan yang kekal, mereka dengan mahkota-mahkota indah, pakaian terindah, minyak wangi terindah, dan bentuk yang sangat indah, Allah SWT berfirman lagi dalam hadits qudsi: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” mau Ku beri hal yang lebih dari itu, maka para penduduk surga menjawab; apa yang lebih dari ini wahai Robb, tentunya mau, maka Allah SWT menjawab: “Ku halalkan dan Ku pastikan untuk kalian keridhoan-Ku dan Aku tidak akan pernah murka kepada kalian selama-lamanya” Allah menghalalkan cinta-Nya kepada mereka dan akan selalu mencintai mereka dengan cinta yang abadi, cinta Allah yang tiada akan pernah berakhir, adakah dalam jiwa kita mendambakannya, adakah kita yang memintanya, ridho Allah yang kekal dan abadi dan tiada akan pernah berakhir, Ja’alallahu wa iyyakum minhum, semoga Allah memastikan namaku dan kalian diantara mereka, ya Allah, pastikan nama-nama kami Robbi yang wafat dalam husnul khotimah, pastikan nama-nama kami memandang dzat-Mu yang Maha Indah.

Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, para shahabat bertanya: “ya Rasulullah hal naroo robbana” wahai Rasulullah apakah kami akan melihat Tuhan kami? maka Rasul SAW menjawab; “na’am, hal tumaaruuna fil-qomari lailatal-badri laisa duunahu sahaab? apakah kalian masih ragu melihat bulan purnama kalau tidak ada awan, tentunya tidak. jelas sekali, maka Rasul SAW menjawab; “seperti itu kalian akan melihat Tuhan kalian”, demikian riwayat Shohih Bukhori, dan Allah SWT berfirman: “wujuhuyyaumaidzin naadhiroh ilaa robbiha naazhiroh” wajah-wajah yang bercahaya memandang Allah SWT dengan seindah-indah dzat-Nya, disitulah hadirin hadirot sang Nabi SAW ketika berhadapan dengan Robbul’alamin, dimalam mi’raj, disaat itu.

Al-Imam al-qodhiyyat menukil satu riwayat tsiqoh, bahwa Rasul SAW bercerita, aku melihat daripada tingkatan-tingkatan langit satu persatu sampai yang terakhir dan tertinggi, sampai melebihi al-kursy sampai lauhulmahfuzh, sampai arsy, dan sampai kehadrotul Ilahi, aku melihat berjuta-juta bentuk, berjuta-juta suara, dan bermacam tasbih, gemuruh tasbih para malaikat yang tiada pernah berhenti dengan demikian megahnya, langit kedua gemuruh tasbih malaikat lebih dahsyat dan yang ketika sampailah ke hadratullah, beliau bersabda: tidak ada lagi suara, tidak ada lagi pemandangan, disaat itu semuanya tidak lagi bisa disifatkan, disaat itu beliau mendengar satu suara yang sangat berwibawah namun penuh dengan keindahan: “ ‘udnuhu-‘udnuhu yaa Muhammad li yafkah khoufuka yaa Muhammad” mendekat-mendekat wahai Muhammad tenangkan dirimu dari ketakutanmu” maka bersujudlah sang Nabi ke hadhrotullah dengan ucapan: “attahiyyaatul-mubaarokaatussholawaatuthoyyibaatulillah” segala kemuliaan, keluhuran milik Allah dan keberkahan, maka sang Nabi mendengar jawaban Allah Jalla wa’ala: “assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wa barokatuh” salam sejahtera dari Allah pada sang Nabi dan Rahmatnya, sang Nabi menjawab: “assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshoolihin” salam sejahtera atas kami dan para hamba-hamba Allah yang sholeh, demikian hadirin hadirot percakapan itu selalu disebut saat kita sholat lima waktu dan sholat sunnah, untuk mengingat detik-detik perjumpaan sang Nabi dengan Allah, untuk mengingat detik perjumpaan kita dengan Allah.

Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Ingatlah saat perjumpaan ini yang pasti datang pada kita, rindukan dan dambakan keindahan-Nya Jalla wa’ala Ya rahman Ya Rahim, kami yang masih hidup di alam dunia dan menanti saat-saat kematian kami, panjangkan usia kami dalam ketaatan dan keberkahan, Ya rahman Ya Allah, tambahkan keberkahan dan ketaatan dalam usia kami, terangi hari-hari kami dengan indahnya sujud, terangi hari-hari kami dan napas-napas kami dengan doa dan munajat, terangi segala apa yang kami lewati dengan cahaya kemudahan dan cahaya penyelesaian yang menyingkirkan segala kesulitan dan hambatan kami, Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, inilah harapan, inilah doa, yang telah Kau berfirman: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartulaka ‘ala maa kaana minka falaa ubaali” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku Ku hapuskan dosa-dosamu dan tidak lagi Ku permasalahkan” hadirin hadirot, hadirkan jiwamu dalam doa dan munajat, bangkitkan harapanmu kepada Allah, dan Allah mengganjarnya dengan pengampunan maka panggillah Ya Allah Ya Allah Ya Allah, “as’adunnas bi syafa’ati yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsih” orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atku dihari kiamat adalah yang mengucap ”laa ilaaha illallah” dengan kesungguhan dari dalam dirinya” hadirin hadirot tekankan dalam jiwa kita tidak akan menyembah Tuhan lain selain Allah, tidak akan memilih Nabi lain selain Muhammad Rasulullah, faquuluu jami’an; laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, Robbi saksikan kami tidak akan menyembah Tuhan selain-Mu Robbi, kami tidak sujud pada selain-Mu ya Allah, dan kami tidak memilih Nabi lain selain Nabimu Muhammad SAW, Ya dzal-jalali wal-Ikrom ya dzatthouli wal-in’am.

Pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya rahmat-Mu ya Rahman, pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya pengampunan-Mu ya Rahim, pandanglah seluruh wajah ini dengan kepastian husnul khotimah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, Robbi terangi jiwa kami dengan cahaya doa, Robbi terangi napas-napas kami dengan cahaya munajat, terangi sisa usia kami dengan lezatnya sujud, kami mengadukan buruknya jiwa kami yang selalu menghindar dari ibadah, kami mengadukan jiwa kami yang mencintai dan merindukan selain-Mu.

Robbi ya Rahman kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada nama-Mu ya Allah, pada siapa kami mohon pengampunan atas buruknya dosa dan tiada rahasia antara kami dengan-Mu Ya Rahman, bukakan pintu pengampunan-Mu Ya Allah, bila hamba yang demikian banyak berbuat dosa, dan pintu maaf-Mu selalu terbuka bagi para pendosa, masukkan seluruh nama kami dalam samudera maaf-Mu Ya Rahman, hapuskan dosa-dosa kami, dosa-dosa ayah bunda kami, ayah bunda kami yang masih hidup curahkan keberkahan dalam hidupnya, ayah bunda kami yang telah wafat, muliakan arwah mereka bersama para muqorrobin.

Ya Rahman Ya Rahim perbaiki keadaan muslimin; Allahumma ‘aafinaa walthuf binaa wahfazhnaa wanshurnaa wafarrij ‘anna wal-muslimiin Allhummakfina waiyyaahum jamii’an syarro mashooibaddunia waddiin Allahumma ashlihnaa wa ashlih man fii sholaahihi sholaahul-muslimin Allahumma laa tuhliknaa wa ahlik man fii halaakihi sholaahul-muslimin, Allahummasqinal-ghoitsa warrohmah wa laa taj’alnaa minal-qonithiin, Allahummarfa’ washrif ‘anna wa ‘anil-muslimiinal-adzaa wal-balaa, wal-qohtho wal-humma wazhulma wa jamii’I anwaail fitani wal-mihan wal-amroodh wal-asqoom maa zhoharo minhaa wamaa bathon wadfa’illahumma ‘anna syrrothooghiin wal-baaghiin wal-mu’tadiin wadzoolimiina bimaa syi,ta ‘aajilan ghoiro aajilin fii ‘aafiyatin wasalaamatin birohmatika yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin”.

Ya Allah jangan jadikan satupun dari wajah kami yang hadir berada dalam api neraka ya Allah, jangan Kau biarkan satupun dari wajah kami menjerit dalam api nereka ya Rahman, pastikan Robbi kami Kau haramkan dari api neraka, haramkan kami dari siksa kubur, haramkan kami dari desakkan sakaratulmaut, halalkan bagi kami kebahagiaan dunia dan akhirat ya Allah ya Rahman ya Rahim faquulu jamii’an Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Allahu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, hadirin hadirot kita akan terus memakmurkan dzikir Jalalah setiap malamnya, setiap minggunya, setiap bulannya, kita akan terus menerangi bumi ini dengan dzikir Jalalah, terangi hari kita dengan dzikir Jalalah, kita doakan tamu-tamu kita, Al-Habib Husein bin Syeik Al-Juneid dari Kuala Lumpur agar dikabulkan seluruh hajatnya, dihilangkan segala kesulitannya, dilimpahkan baginya kemudahan untuk terus berjuang menegakkan dakwah dan mengkoordinasi dakwah dari para penegak panji-panji Rasulullah SAW di wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya, kita doakan tamu-tamu kita Habib Abdullah Assagaf, Habib Ahmad Assagaf, Habib Musthofa Mauladdawilah, Habib Alwi dan para Habaib dan para ulama, agar dikabulkan segala hajat mereka, dilimpahkan keberkahan zhohiron wa bathina dan atas kita semua yang hadir.

Hadirin hadirot saya mengucapkan beribu terima kasih atas kesuksesan jama’ah, hadir dihari kemarin di masjid Istiqlal, Alhamdulillah acara sukses, hadirin melebihi 400 ribu muslimin muslimat yang memenuhi masjid jami Istiqlal Alhamdulillah Jakarta bergemuruh dengan lafdzul-Jalalah dan Ismullah, dan kita tidak puas berhenti disana, tanggal 29 juli tepat malam Isro wal-Mi’raj selasa malam rabu kita akan mengadakan Tabligh Akbar Isro Mi’raj dan gemuruh lafdzul-Jalalah di masjid At-Tin Taman Mini, 29 Juli 2008 ba’da isya dimasjid Jami At-Tin, kita akan berkumpul lagi ratusan ribu muslimin muslimat dalam Isro wal-Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan juga bergemuruh dengan lafdzul-Jalalah, hadirin hadirot kita berdoa agar acara ini sukses, Ya Rahman Ya Rahim tenangkan bumi Jakarta dengan lafdzul-Jalalah, tenangkan bumi Jakarta dengan dzikir nama-Mu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim tenangkan muslimin muslimat dari segala goncangannya, dengan keagungan nama-Mu Ya Rahman Ya Rahim wa shollallahu ‘ala nabiyyuna Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam wal-hamdulillahi Robbil’alamiin




0 komentar: